Ibu dan Kartu Undangan
Table of Contents
Berakhirnya bulan Ramadan akan datang bulan syawal yang
artinya akan bertebaran banyak sekali info orang-orang yang akan menikah. Untuk
sebagian orang kabar ini sangat menggembirakan tapi bagi seorang wanita yang
sudah cukup umur dan belum menikah ini merupakan pukulan telak untuk
kesekian kalinya.
Diambil dari google |
“Eh si Tina belum nikah juga ya.”
“Emang si Tina punya pacar?”
“Dulu aku lihat dia bareng cowok..”
“loh, bukannya dia suka cewek..”
Begitulah kalo gosip berkembang tanpa ada remnya =_= jadi
intinya saat ada yang bergembira maka akan ada yang tersakiti-aku tak tahu ini
berasal dari mana-
Meme yang lagi hit |
3 tahun yang lalu, Ibu kedatangan tamu yang mungkin buat Ibu
itu hal ajaib, bahkan untuk akupun itu ajaib. Ada seorang Ibu-Ibu datang kerumah
memberikan kartu undangan nikahan anaknya. Dia mengenalkan diri sebagai Ibu si X
(aku lupa nama anak itu).
“Bu, mbak Tinanya kemana ya?” tanya Ibu x pada Ibuku.
“Lagi diluarkota, ada apa ya bu?” jawab Ibu singkat sambil
memperhatikan tingkah si Ibu X.
“Oh, enak ya bu. Anak Ibu kerja sukses. Beda kayak anak saya
bu. Anak saya baru bisa menikah padahal teman-teman dia udah pada nikah. Anak
saya juga gak kerja.” Kata Ibu X yang nyerocos gak karuan.
“Mana undangannya bu? Ini sudah malam.” Sambil berdiri dan
merasa gerah Ibu sudah berjalan didepan pintu. Yang artinya itu ngusir. Ibu si
X cepat-cepat memberikan undangan itu pada Ibu lalu pamit kepada Ibu.
Hahaha..saat aku diberitahu ini ama Ibu aku Cuma bisa ketawa
ngakak. Hal yang paling bikin aku terus ketawa mengingat saat Ibu cerita adalah
saat Ibu bilang “La po ndeknen pikir anakku uwes nikah.” (“Apa dia pikir anakku
udah nikah.”) hahahaha belum lagi saat ekspresi wajah ibu mengatakkan itu :D
Hahaha aku mau kalo ada laki kayak gini, cus KUA |
Undangan yang aku pegang saat itu masih terlihat rapi, belum ada
tanda pernah dibuka. Aku yakin seyakin-yakinnya Ibu sangat mangkel dengan
kejadian itu. Lalu apa yang terjadi dengan kartu undangan itu? Aku hanya
membuka dan melihat nama yang tertera siapa yang menikah. Karena aku tidakkenal ya udah undangan itu hanya aku biarkan disudut meja yang akhirnya
berdebu.
Tiap aku ingat ini aku selalu senyum-senyum sendiri. Aku paling
suka goda Ibu dengan cerita ini. Dan ini sangat manjur di saat seperti ini,
banyak undangan yang bertebaran yang membuat aku harus ekstra sabar menghadapi
Ibu yang tiba-tiba naik darah. Kalo Ibu tiba-tiba marah sehabis menerima
undangan pernikahan aku selalu bilang “Untung Cuma undangan, gak pakai curhat.”
Melumerlah suasanya kembali.
Emmm mau sampai kapan ya cara ini berhasil -_- ada yang mau
carikan aku jodoh #ehhh
Semasa masih belum terikat, nikmati kebebasannya spy nanti sesudah terikat ada banyak kenangan indah semasa lajang :)
ntar aku dandanin yang cantiik