Keju Indrakila: Susu Sapi Boyolali Yang Mendunia

Table of Contents

Foto dari IG Keju Indrakila

Boyolali merupakan kota penghasil susu terbesar di Jawa Tengah yang memiliki julukan New Zealand Van Java. Susu adalah salah satu minuman yang bagus untuk tulang kita, karena terdapat sumber kalsium yang kaya akan mineral dan dapat memperkuat tulang serta gigi. Susu yang biasa kita minum biasanya disuplai dari daerah terdekat dari kota kita. Bagaimana kalo untuk daerah terpencil? Mereka mendapatkan susu dari hasil penimbunan pemerintah yang mengambil dari beberapa daerah. Terutama wilayah Boyolali, Jawa Tengah yang dapat mensuplai 54.43% (Sumber Net.TV 28 Maret 2016)

Susu Menjadi Keju

Siapa yang tidak suka dengan susu sapi. Apa lagi susu sapi murni tanpa ada nya tambahan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh kita. Dari berlimpahnya susu sapi lokal menjadikan tangan dingin Novianto yang merupakan lulusan ilmu Arsitek ini menjadi susu bernilai ekonomi tinggi. Susu yang sudah diolah menjadi keju, akan memiliki nilai ekonomi yang tinggi ketika di lepas ke pasar.

Foto dari IG Keju Indrakila


Novianto memiliki ide menjadikan susu murni menjadi keju karena dia pernah terlibat dalam Lembaga Donor Pemerintah Jerman bernama Deutscher Entwicklungsdient (DED). Lembaga yang bergerak untuk pelatihan petani mengolah susu agar memiliki ekonomi lebih tinggi.

Kenapa susu murni harus diolah lagi menjadi keju?

Bukan hanya karena nilai ekonomi dari harga keju, tapi juga mempertimbangkan hasil dari peternak susu sapi yang dapat menghasilkan searatus dua puluh liter (120 Liter) setiap harinya. Pada tahun 2005 -2007 terjadi over produksi dan penangan yang lambat, sehingga susu harus dibuang. Hal ini pastinya merugikan para peternak susu sapi.

Susu sapi murni tanpa adanya campuran pengawet, hanya bisa bertahan beberapa hari di dalam almari pendingin. Sedangkan susu yang sudah diolah menjadi keju. Akan bertahan lebih lama. Dari sini Novianto bertekat menggerakkan UMKM setempat untuk bisa mengolah susu sapi murni menjadi makanan yang awet lebih lama dengan bahan dasar seratus persen (100%) susu murni.

“Memulai bisnis ini karena ingin jadi solusi bersama. Saya bisa berkembang, petani bisa berkembang. Karena susu yang kita pakai harganya tinggi. Kalo semua bikin nanti kualitasnya akan lain-lain. Orang tidak akan ingat keju Boyolali. Mau ke Boyolali ternyata dapat keju yang kwalitas jelek, gak jadi terkesan malah jadi kapok. Nanti jadi repot” ungkap Novianto saat ditanya kenapa tidak memberikan latihan kepada para petani susu sapi agar bisa mengolah susu sapi menjadi keju.

Novianto membeli susu sapi ke petani dengan harga tinggi untuk Keju Indrakila yang merupakan nama brandnya. Membeli dengan harga yang tinggi, ini akan menjadikan para petani susu sapi memiliki semangat untuk terus menghasilkan susu yang memilii kwalitas bagus.

SATU Indonesia Award

Keju Indrakila menjadi jembatan emas Novianto mendapatkan awards Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia pada tahun 2012 yang merupakan wujud apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individumaupun kelompok, yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitar di bidang Kesehatan, Pendidikan, dan Teknolog, serta satu kelompok yang mewakili lima kategori tersebut.

Melalui program ini, Astra juga mendorong para anak muda yang terlibat dalam SATU Indonesia Awards untuk berkolaborasi dengan program unggulan Kampung Berseri Astra (KBA) dan Desa Sejahtera Astra (DSA). Diharapkan dari ini mereka dapat memberikan dampak positif yang lebih besar dan kontribusi yang berkelanjutan pada usaha-usaha pembangunan di daerah.   

 

Sukses Berbanding Lurus Dengan Tekanan

Keju Indrakila perlahan tapi pasti mulai menaiki tangga kesuksesan. Dari di kenal warga lokal sampai ke internasional. Memulai bisnis ini dengan modal lima ratus juta rupiah (Rp 500.000.000) yang merupakan patungan dari dua puluh (20) orang. Modal terbesar dari kantong Novianto.

Novianto bisa mendapatkan susu dengan kwalitas yang bagus karena dia mendirikan koprasi bersama rekan-rekannya. Dari koprasi ini, pada tahun 2013 silam sudah ada dua puluh lima (25) petani susu yang menjadi anggota.

Untuk bisa seperti ini Novianto harus berjibaku dengan berbagai tantangan yang ada, dari:

1.      Tiga tahun perjalanan mengurus lisensi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

2.      Internasional Organization for Standardization (ISO)

3.      Karantina makanan. Yang gunanya untuk membunuh jamur yang menyebabkan kerusakan pada makanan.

4.      Halal

5.      Persaingan harga bahan pokok yang kadang pabrik berani membeli dengan harga lebih mahal, ketika kekurangan pasokan.

6.      Transportasi bila harus mengirim ke daerah yang terpencil.

Standarisasi merupakan poin utama agar produksi makanan bisa dikatakan aman dan tidak was-was bila ada yang kompalian dengan kandungan. Akan terlihat terlalu rumit diawal tapi berjalannya waktu ini akan menjadi rutinitas yang biasa untuk para pengusaha food and beverage (FnB)

Seorang pengusaha akan menjadi lebih tangguh, saat bisa menyelesaikan masalah demi masalah. Tanpa disadari, bisnis menjadi besar dan membanggakan.

Semoga dengan bermunculnya para pengusaha muda yang dapat mengolah kekayan alam di Indonesia dengan mutu tinggi pada pasar internasional. Menjadi angina segar bagi masyarakat untuk menaikan ekonomi mereka.

Sumber artikel dari:

Net.TV 28 Maret 2016

https://money.kompas.com/read/2013/05/03/1030533/nan

https://astramagz.astra.co.id/data/edisi_10_2021/files/basic-html/page188.html

https://anugerahpewartaastra.satu-indonesia.com/2024/mekanisme/


Post a Comment