Sunday, July 5, 2020

Tekan Ego, Bukan Seberapa Lama Atau Cepat Hubungan Menuju Pelaminan

"Kamu ini pacaran apa kredit motor sih"
"Hah pacaran udah 7 th, kok kayak KPR rumah sih"

Sering banget dapat komentar seperti ini bila ada orang baru ataupun lama yang bertanya tentang hubungan kami. Pertanyaan paling konyol selama ini adalah "7 tahun pacaran udah ngapain saja" hadeh....apa hal kayak gini harus ditanyakan gitu ya. Orang pacaran 1 bulan saja bisa melakukan apa saja yang ada di otak kalian. Mereka yang bertanya ngawur apakah bahagia dengan hubungan mereka atau hanya ingin mengolok-olok.

Buat aku yang menjalin hubungan yang sudah berjalan 7 tahun dengan segala drama yang ada malah mulai bersyukur dengan perjalan ini. Tidak dapat dipungkiri ada saatnya hubungan ini naik menanjak penuh dengan bunga-bunga cinta tapi ada saat nya juga hubungan ini menyiksa. Bagi orang lain hubungan penuh bumbu seperti itu sudah biasa, bahkan untuk pasangan suami istri pun pasti juga mengalami hal ini. Yang tidak biasa saat mereka tahu hubungan aku sudah berjalan 7 tahun (=^・^=)

Aku sangat bersyukur dengan hubungan ini, saat kami benar-benar lelah dengan hubungan. Kami bisa berhenti sejenak dari hubungan yang tidak sehat. Beri waktu pada diri sendiri untuk lebih tenang. Kata "Putus" sering kami ucapkan saat 3 tahun berpacaran. Kelelahan memuncak dan kami benar-benar putus hubungan selama 2 tahun. Yang aku yakini adalah, biarlah putus nyambung tapi saat diikat di hadapan Tuhan maka Tuhan yang menyatukan Tuhan pula yang nantinya akan memisahkan.

Ada Yang Berbeda

Tanpa kami sadari kami memperbaiki diri dengan tanpa paksaan dari mana pun. Kami tahu apa yang harus kami lakukan. Kami bersama kembali tapi dengan rasa yang berbeda. Kalo kata orang kenapa harus kembali dengan orang yang sama, sama saja kita menyakiti diri sendiri. Ada hati yang sudah hancur berkeping-keping dan berusaha untuk kembali lagi bukan lah hal yang sangat mudah.

Setiap orang mempunyai watak sendiri dan setiap orang punya perjalanannya sendiri, lalu kenapa harus menyamaratakan semuanya?
Ketika kami kembali, aku merasakan hal yang sangat berbeda. Kami saling menekan ego kami. Yang paling aku tak pahami tentang dia aku semakin memahami. Kenapa dia marah, apa yang dia suka dan tidak suka, bagaimana dia lebih banyak diam bila tidak dapat berjanji. Terus selama 3 tahun dulu itu aku ngapain? Nah itu kenapa aku baru tahu sekarang tentang dia.

Sangat pelan hubungan kami berjalan. Sangat-sangat perlahan. Bagaimana mungkin aku begitu nyaman setelah 2 tahun berpisah dan kembali lagi. Rasa sakit bukan sekali dua kali tapi kami masih dapat melaluinya.

Kamu Menggenggam Tanganku Saat Terjatuh
Aku ketika ketemu tidak mau jauh-jauh (≧∇≦)/

Hubungan kami bukan hubungan yang adem ayem. Dari hubungan kami, kami pernah menyakiti hati orang lain. Kami bukan orang yang terlalu baik ataupun bersih. Kami masih sama, manusia yang penuh dosa. Kami tahu dan kami terima.

Dari dia aku belajar sabar. Apapun kejadian yang kami alami, kami saling menguatkan. Aku yang tak punya rasa sabar dan dia yang sangat penyabar, perpaduan yang kadang bikin aku sendiri meledak (〜^∇^)〜

"Kamu pacaran lama-lama nanti diselingkuhi loh"

"Pacaran lama nikah nanti seumur jagung"

Hah...lagi dan lagi perkataan orang-orang yang menjadi Tuhan untuk semua urusan kecuali urusan mereka sendiri (」゚ロ゚)」 apa aku tidak pernah memikirkan ini? Tentu saja, tapi aku yang tahu akan jalanku bukan.

Tidak perlu mengumbar bagaimana kami menjalani ini. Tidak perlu mengumbar bagaimana dia menggegam tanganku disaat aku terpuruk dengan semua masalah yang hadir.

Kami masih baik-baik saja dengan drama yang kami punya. Tolong do'a kan kami yang baik- baik saja (◍•ᴗ•◍)❤

Kami sedang menyelesaikan dengan diri kami masing-masing dan kami sedang bertumbuh di jalan kami masing-masing (◍•ᴗ•◍)❤

Do'a terbaik bagi kalian yang membaca blog aku. Terima kasih sudah membaca (。♥‿♥。)

No comments:

Post a Comment