Genpi Jateng Memberikan Kesempatan Petualangan Baru.
Table of Contents
Rasanya ini akan jadi sebuah curhatan yang panjang
karena satu kalimat “Yang pertama” dari mbak Marita dan mbak Dini.
Bagi kalian yang ada didunia sosial media pasti
tidak asing dengan Generasi Pesona Indonesia (Genpi). Genpi sendiri sudah ada
di seluruh Indonesia bahkan sudah ada di luar negri. Walaupun hanya baru 1
negara saja. Nah aku masuk dalam Genpi Jateng.
Genpi Jawa Tengah (Jateng) dibentuk pada 13 Maret
2017, usianya yang belum genap 8 bulan ini sudah memberikanku banyak sekali
kesempatan-kesempatan baru yang tidak pernah aku impikan sebagai wanita yang
sangat biasa-biasa saja. Seperti organisasi pada umumnya, akan ada seleksi
alam. Ada yang pergi dan ada yang datang. Tinggal dimana kita menempatkan rasa
itu.
“Apa di Genpi Jateng kamu dapat uang?” banyak sekali
orang bertanya akan hal ini padaku. Buat aku pribadi saat ini lebih membutuhkan
hal dari sekedar uang yang tidak seberapa dari sebuah organisasi. Aku percaya
kok apapun yang kita lakukan dengan rasa ikhlas akan kembali lagi pada diri
kita. Sekali lagi, semua orang punya rasa nyaman dan prioritasnya
sendiri-sendiri.
Petualangan baru dari Genpi Jateng:
Piknik bukan sekedar piknik.
Bagi aku yang hanyalah blogger apalah ini bisa
menikmati piknik yang menyenangkan tanpa pusing dengan biaya hanyalah sebuah
angan-angan. Tapi, saat aku masuk di Genpi Jateng bisa mewujudkan angan-anganku
itu menjadi kenyataan.
Magelang.
Awal aku jalan-jalan dengan Genpi Jateng adalah di
kota magelang. Kota seribu bunga yang sngat nyaman. Kota ini sangat tenang bagi
aku yang selalu berteman dengan kemacetan kota dan juga debu yang tidak pernah
bisa bersahabat dengan kulit wajah aku. jadi saat aku disana itu rasanya tenang
sekali.
Kota magelang punya banyak tempat wisata yang sayang
bila tidak kita kunjungi. Terutama Borobudur. Tahu gak sih, aku itu belum
pernah ke Borobudur loh...silahkan tertawa. Baru bulan Juli kemarin aku bisa
melihat Borobudur dengan mata kepala sendiri. Hik hik aku terharu.
Solo.
Kota Solo merupakan kota sejarah yang patut kita
kunjungi. Kota ini merupakan sentra batik dan juga kebudayaannya. ini kota ke-2
yang aku kunjungi setelah bergabung di Genpi Jateng. Saat aku mengunjungi kota
ini, kota ini sedang ada acara Sepayung. Festival yang menyajikan tentang
pembuatan payung-payung cantik dari berbagai bahan.
Selain acara Sepayung aku juga berkesempatan untuk
mengunjungi musium Danar Hadi Solo. Tahu gak sih kalo kita masuk itu harusnya
gak boleh foto-foto tapi karena kita ini khusus jadinya kita bisa mengabadikan kain
batik yang cantik ke dalam lensa kamera.
Pekalongan.
Hay..hay...setelah dari Solo aku berkesempatan untuk
datang ke Pekalongan. Kota ini juga menyimpan banyak sekali cerita tentang kain
batik. Kain batik Pekalongan banyak sekali jenisnya, bahkan kain ini sudah
sangat terkenal di Semarang. Siapa sih yang gak mengenal kain batik ini.
Di Pekalongan ada desa yang bernama Sumbawan,
Sumbawan merupakan daerah yang unik. Untuk bisa ke tempat itu kita harus
menyebrang menggunakan perahu. Jangan mikir nyebrangnya jauh ya. Deket banget
kok hahaha...pas aku datang disana aku disambut dengan tarian daerah dan juga
diberikan selempang kain. Ini juga merupakan pengalaman pertama aku.
Pertemanan.
Untuk pertemanan aku bisa mendapatkan orang-orang
yang diluar dari hoby. Seperti pengusaha,
politikus, dan juga pemerintah. Disini pertemanan aku menjadi sangat luas. Dengan
orang-orang baru yang mempunyai pengetahuan dan wawasan di luar dari apa yang
selama ini aku ketahui.
Hal-hal yang seperti ini lah yang selama ini aku
dapatkan dari Genpi Jateng. Bukan semuanya melulu tentang uang. Karena aku
yakin uang akan mengikuti disaat kita bersungguh-sungguh untuk melakukan
sesuatu.