Dibalik Diriku Yang Sekarang.
Table of Contents
Kejadian dimana saat aku tak ingin mengingatnya. Kejadian yang terlalu perih sampai aku muak dengan itu. Mungkin ingatan itu mulai menari-nari dalam ingatanku karena orang dalam masa lalu datang kembali.
15 tahun silam saat aku duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada kejadian yang sangat membekas dan aku masih sangat mengingatnya. Dimana dulu 4 bulan sebelum Ujian Nasional aku terkena bully. Disadari atau tidak bully sudah ada sejak lama. Tapi, bully mulai terblow-up sekarang ini karena adanya sosial media.
Pada jamanku dulu punya handphone yang layarnya hitam putih saja sudah sangat mewah. Benar-benar mewah. Aku punya handphone pertama kali itu Siemens C55 yang harganya 1,8jt mugkin kalo sekarang uang itu setara dengan 6jt kali ya. Secara pada tahun 2002 mata uang masih dihargai. Siemens dulu merupakan handphone termahal. Boleh bangga kah aku? Jawabannya TIDAK.
https://www.google.co.id/search?q=siemens+c55&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiK1-fQw5bUAhUEj5QKHTNGBbYQ_AUIBigB&biw=1366&bih=662#imgrc=IFFyWl0WUrdcqM: |
Semua berawal dari aku mulai menggunakan montor ke sekolah, lalu mulai disusul aku menggunakan jam tangan, dan puncaknya ketika aku mempunyai handphone.handphone memang merupakan barang mewah saat itu. Tapi, aku membawa handphone bukan untuk gaya-gayaan. Seperti awal mula hanphone itu dibuat untuk komunikasi jadi seperti itulah guna elektrok yang aku genggam.
Orangtua aku termasuk orang yang memiliki kecenderungan cemas berlebihan. Padahal pada saat itu belum ada isu penculikan anak dan organ dalamnya yang dijual aja udah kayak gitu, gimana kalo beliau hidup di era aku ini ya yang semua isu serasa benar.
Jadi intinya adalah saat dulu aku menggunakan barang yang berasa mewah aku kena bully. Bully mereka bukan dengan main tangan tapi lebih pada menyerang psikis. Selama sisa waktu 4 bulan di sekolah, aku dijauhi teman-teman. Foto mading yang ada aku dirobek menggunakan kater-dulu aku ikut paskibra dan terpilih dalam pengibaran bendera 17 Agustus-, yang paling parah saat itu aku di gosipin sudah tidur dengan salah satu cowok playboy di sekolah.
Hah...aku tak pernah berfikir kok bisa anak seumuranku mikir seperti itu. Dulu yang aku tahu hanya main dan membuat marah orangtuaku dengan semua permintaanku. Tidur bareng? Cek..cek..cek..anak SMP yang udah tahu akan hal ini akan jadia apa nantinya?
Selama 4 bulan itu benar-benar merubah aku yang dulu bisa gampang terbuka dengan orang lain dan mudah akrab menjadi seseorang yang menarik diri dari lingkungan. Selepas SMP aku masuk SMA Negeri di Semarang, disinilah aku paling merasa takut dikecewakan kembali oleh teman. Aku berbaur dengan mereka tapi aku tak bisa sangat dekat dengan mereka.
Entah sejak kapan aku punya pondasi tembok hati yang menjulang sangat tinggi. Ketika aku merasa dikecewakan, maka detik itu juga aku langsung mencoret dia dari daftar kawan. Hal itu masih berlaku sampai sekarang.
****
Aku pernah curhat dengan mbak Nia, seperti apakah aku ini. Lalu mbak Nia bilang semua hal tentang diriku dan itu emang iya. Kata-kata yang masih aku ingat adalah “Kamu itu bisa menilai orang dari awal, mereka mau kamu jadikan teman atau lawan. Tapi kadang kamu ragu dengan keputusanmu.” Ah...iya.
Terlalu banyak goresan yang ada dalam hatiku dari awal beranjak remaja. Itulah yang membentuk Tina menjadi sekarang ini. Tina yang lembut dipermukaan, keras didalamnya. Untuk orang-orang yang menyakitiku dulu. Tuhan mungkin sedang berbaik hati padaku sehingga melihatkan seperti apa kedaan kalian saat ini. Ah maafkan aku yang tersenyum dibalik semua kejadian yang kalian alami saat ini.
Emmmmm sudah kuduga, ketika tema ini diluncurkan,, u bkal angkat kisah kelam itu 😢 mbrebes mili aku