Friday, September 20, 2019

Self Healing Dengan Yin Yoga dan Writing For Healing

September 20, 2019 3
Hallo apa kabar jiwa kamu hari ini, aku harap kalian baik-baik saja dengan semua hal yang menerpa kalian sampai detik ini. Peluk tubuhmu dengan erat dan katakana “Kamu baik-baik saja, kamu adalah aku. Aku adalah kamu” selalu beri energy positif pada tubuhmu.
Tersenyumlah, karena kebahagian itu menular

Untuk kamu yang saat ini sedang terluka di luaran sana, aku ngin peluk kalian dengan sebuah pengalaman yang semoga membantumu juga.

Wahyu Bramastyo 
www.ceritadandelion.com
Wahyu Bramastyo 

14-15 September kemarin aku bersyukur diajak mbak Arum untuk ikut acara yang di isi oleh Wahyu Bramastyo. Wahyu Bramastyo atau yang sering dipanggil Wahyu ini adalah seorang yang ahli dalam Writing For Healing dan juga pelatih Yin Yoga. Selain terapis dia juga mempunyai karya berupa 3 buku yang telah diterbitkan. Karya itu antara lain Biarkan Hujan Menyembuhkanmu, Depresi No Way, dan Ingat Pulang.

Selama 2 hari aku belajar bagaimana mengelurkan semua emosi lewat menulis dan yoga. Emosi yang tertumpuk sangat lama harus diuraikan pelan-pelan agar tidak membuat jiwa kita terganggu atau yang biasa disebut sebagai Sakit Jiwa.

Self Healing 

Self Healing adalah penyembuhan diri dengan cara tahu apa yang kita butuhkan lalu mencari cara menyembuhkan lewat alam dan diri sendiri. Tidak semua orang bisa self healing dirinya sendiri, kadang ada orang yang tidak tahu kalo jiwanya itu sakit. Banyak orang yang merasa baik-baik saja tetapi lingkungan sekitar merasa dia adalah seorang yang toxic. Orang-orang yang tidak tahu atau menyadari tapi malu mengakui adalah orang yang harus di bimbing oleh psikiater.
Saat membacakan apa yang diinginkan pada masa depan

Kebanyakan orang Indonesia tahu jiwanya ada masalah tapi malu mengakui, orang-orang ini biasanya masih menganggap datang ke psikiater berarti dia gila. Bila kamu, teman kamu, ataupun keluarga kamu ada yang bermasalah dengan jiwanya jangan malu untuk minta pertolongan.

 Aku akui itu tidak mudah, awalnya aku takut bila aku cerita maka akan di judge oleh orang lain dan parahnya akan di buat sebagai bahan gibah. Apa yang aku takutkan itu terjadi, kelemahanku di buat bahan leluconan. Depresi ku seperti apa dan apa yang memacunya akan aku ceritakan di artikel berikutnya. Di artikel ini aku hanya akan membahas bagaimana aku menemukan cara yang selama ini aku cari.

Writing For Healing 

Banyak cara sudah aku coba dari datang psikiater, curhat dengan teman yang katanya lulusan psikologi, curhat di aplikasi yang banyak dokter, dan sampai ke orang yang tahu tentang agama. Semua yang aku lakukan itu bukannya bikin tenang malah semakin bikin aku gak tenang. Gimana mau tenang kalo aku curhat dengan orang yang ngakunya lulusan psikologi eh ujung-ujungnya dia yang curhat ama aku. Kan anyep.

Jujur saja waktu aku datang ke acara Wahyu Bramastyo aku tidak punya ekspetasi terlalu tinggi dengan acara ini, karena pegalaman mengajarkanku untuk jangan terlalu berharap dengan acara seminar. Tapi, ternyata dugaan aku salah. Ini benar-benar kelas yang di isi maxsimal 10 orang.

Meditasi sebelum acara

Sebelum Wahyu Bramastyo mengajarkan Writing For Healing, pertama-tama yang dilakukan adalah mengajak seluruh peserta untuk menenangkan diri dengan cara bermeditasi terlebih dahulu. Gunanya meditasi ini adalah agar kecemasan-kecemasan yang ada di luar melebur hilang, digantikkan dengan konsentrasi untuk mengikuti acara.

Writing For Healing adalah sebuah terapi yang menggunakan tulisan untuk membuat tenang pikiran dan jiwa. Saat pikiran kita tenang maka apapun yang kita lakukan akan lebih mudah. Sekat emosi dalam tubuh kita bisa lebih dikontrol, bukan kita dikontrol emosi tapi justru emosilah yang kita kontrol. Saat emosi yang lebih dominan maka perubahan yang paling terlihat jelas diawal dengan bergantinya ritme nafas yang berubah menjadi lebih cepat.

Manfaat Writing For Healing 

Emosi kita berbentuk seperti gunung es, dimana yang terlihat hanya permukaan atas. Permukaan atas ini menunjukkan kita sedang baik-baik saja, tapi ada permukaan bawah yang sedang menekan emosi. Adanya luka yang sering tersimpan di alam bawah sadar maka akan berpengaruh pada kesehatan mental. Bila terus-terusan kita pendam emosi akan meledak dengan tiba-tiba tanpa bisa kita control. Luka butuh didengar, luka bukan dipendam, tapi luka harus segera diatasi dengan menulis.

Proses healing bukan tiba-tiba bisa langsung tapi kita harus merasa aman terlebih dahulu. Disinilah manfaatnya writing for healing bila kita tidak percaya dengan orang lain maka jalan yang terbaik adalah menulis. Tahukah kamu bahwa trauma merupakan dari rasa emosi yang terus-terusan kita pendam. Terus bagaimana cara melepaskan emosi?

Manfaat emosi dilepas :

  • Saat sedih menangislah sekencang mungkin. Karena saat kamu bisa melepaskan kesedihan maka kamu juga sudah bisa merelakan. 
  • Luapkan kemarahanmu dengan semestinya. Rasa marah adalah bagian dari protecting untuk orang yang akan menyakiti kita. 

Sesi Tanya Jawab...bebaaassss

Sudah tahu cara melampisakan emosi, sekarang waktunya untuk berdamai dengan diri sendiri. Mulailah mencintai proses hidup kita. Cerita hidup kita merupakan harta karun kita yang tidak bisa digantikan ataupun dibeli dengan uang sebanyak apapun. Bentuk harta karun kita bisa dilihat dari bagaimana kita mengalahkan rasa takut kita. Apakah kita benar-benar sudah melakukan yang terbaik atau malah kita lari dari kenyataan. Coba tes dengan beberapa pertanyaan ini:


  1. Conflik. Saat kamu di hadapkan pada conflik apakah kamu menyerah atau justru kamu semakin menantang untuk bisa melihat lebih jernih dimana letak kesalahan yang ada. 
  2. Learning. Selamat untukmu yang tidak menyerah dari masalah, bagaimana apa kamu mendapatkan pelajaran yang berharga dari masalah yang sudah kamu pecahkan? 
  3. Theme. Saat tahu dari masalah apa kita belajar apa, maka kita tahu seperti apa jalan hidup akan membawa kita. 
  4. Gift. Selamat kamu bisa melalului masalahmu. Sekarang lihat lah apa yang Tuhan berikan padamu. 


Aku percaya setiap masalah yang bisa kita selesaikan ada berkat dari Tuhan. Tinggal kita sebagai manusia mauterus berusaha atau malah menyerah dan mati.

Yin Yoga
Yin Yoga

Hari ke dua bersama Wahyu Bramantyo diajari tentang Yin Yoga. Yin Yoga adalah melakukan gerakan yang lembut tanpa harus membuat tubuh berkeringat kelelahan. Olahraga ini lebih untuk jiwa dan membenarkan tubuh yang tidak dirasa sakit tapi ternyata tubuh itu ada penyakit yang tidak terlihat. Saat melakukan gerakan ini memang tidak seperti melakukan yoga yang biasa diajarkan di luaran. Yin Yoga lebih memperhatikan kesehatan jiwa.

Yin Yoga memang cocok untuk kita yang ingin menemukan diri sendiri. Gerakan-gerakan yang dinamis dan lembut membuat nyaman. Saat melakukan Yin Yoga tidak boleh terburu-buru, harus bisa meresapi dan bergerak perlahan.

Testimoni

Setelah aku melakukan Writing for healing yang paling menonjol aku rasakan adalah ketenangan jiwa dan aku tahu jawaban dari apa yang selama ini aku kawatirkan hingga aku mengidap Tryphobia. Tiga hari setelah aku mengikuti pelatihan ini, baru aku sadari kalo aku tidak merasa mual ataupun merinding saat melihat bentuk-bentuk bulat dan yang seperti sarang lebah. Tapi, bila aku tidak melakukan terapi sendiri dengan menulis maka kemungkinan besar tryphobia bisa kembali lagi.

Jika kamu tertarik dengan terapi ini bisa hubungi Wahyu lewat instagram @simple_reader