Friday, April 21, 2017

Gravitasi Wanita Dalam Lingkaran Bisnis dan Menulis.

Sebagai seorang wanita yang lahir di dunia serba cepat ini, di tuntut untuk menjadi sigap dan tanggap dalam semua hal. Bukan hanya cantik yang di utamakan tapi kecerdasan otak juga harus di prioritaskan. Saat kita sebagai wanita bisa meberikan masukan bahkan bisa ada dalam lini jejaring lebih luas, maka seorang wanita tidak akan dipandang sebelah mata. Apa lagi hanya hiasan semata. Gravitasi wanita dalam lingkaran bisnis dan menulis sangat nyata terlihat.

Wednesday, April 12, 2017

Untukmu Ibu Yang Selalu Mengulurkan Tangan Saat Aku Terjatuh

“Ibu...aku mau keluar kuliah.”

Ibu hanya diam dengan apa yang aku katakan. Sepersekian detik diamnya, aku kira beliau akan kecewa dengan apa yang sudah aku putuskan. Tapi, ternyata perkiraanku itu salah. Beliau membelai rambutku dan memelukku sambil berkata “Maaf.” Saking pelannya aku kira, aku salah mendengar.

Tak ada air mata yang menetes dari mata tua ibu, hanya guratan waktu yang semakin terlihat di wajahnya. Mata itu dan wajah itu sudah memberikan jawaban yang nyata padaku. Jawaban yang mungkin kalo terucapkan akan membawa duka.

6 tahun lalu keuangan keluargaku menjadi kacau karena bapak sakit stroke. Semua aset yang ada dijual untuk kesembuhan bapak. Tak terkecuali rumah yang aku tempatti sekarang ini. Mau tidak mau kehidupan yang dulu penuh dengan kemewahan tiba-tiba berbanding terbalik 180 derajat. Ibu-pun menjadi tulang punggung keluarga. Beliau yang tidak pernah bekerja dari awal dipinang bapak sampai bapak terjatuh sakit. Seketika itu juga ibu harus bekerja demi keluarga.

Ibu harus bahagia. 

Aku tidak pernah melihat ibu menangis ataupun berkeluh kesah sampai detik ini. Beliau tetap berdiri tegar bekerja dilingkungan yang tidak pernah beliau pikirkan sebelumnya. Bekerja di pasar tradisional sebagai penjual ayam potong.

Aku tidak malu dengan pekerjaan ibu, karena pekerjaan itu halal. Aku lebih malu pada diriku sendiri yang sampai saat ini belum bisa membahagiakan beliau. “Aku mau jadi penulis bu..aku ingin dengan ini hidup kita berubah.” Itu yang aku katakan beberapa tahun yang lalu.

Janji itu belum sepenuhnya bisa aku tepati sampai saat ini. 2014 selang setahun bapak tiada aku menelurkan sebuah karya yang akhirnya dibukukan. Saat aku memberikan kabar ini, ibu tersenyum penuh kebahagiaan. Aku kira rasa lelahnya sedikit bisa terbayar dengan prestasiku.

Ibu yang selalu mengulurkan tangan saat aku terjatuh. Terjatuh dengan semua cemooh orang-orang di sekitarku dan terjatuh oleh kenyataan hidup. Isak tangisku hilang seketika saat bahu kecil itu dipinjamkan untukku. Dengan ketegarannya aku harus kuat dan meraih mimpiku. Aku tak boleh kalah oleh rasa malas, semua omongan orang diluar, dan segala rintangan yang akan aku hadapi. Aku harus sukses karena ibu harus bahagia.

Melihat dunia luar. 

“Ibu suka banget lihat acara tv jalan-jalan. Ibu mau kesana?.” Tanyaku iseng.
“Uangnya siapa to Tin..lihat kayak ginikan hiburan” menjawab pertanyaanku tanpa berpaling sedetikpun dari layar tv.

Dalam hati aku bertekat akan membawa ibu keliling Indonesia dan dunia. Tujuan utama ke Universal Studios Japan. Kenapa kok malah ke negara tetangga? Karena dulu saat masih Sekolah Menengah Atas (SMA) aku sudah bercita-cita untuk kuliah disana. Ya, walaupun akhirnya gak terwujud. Jadi, aku bertekat untuk mewujudkan dengan jalan-jalan kesana setidaknya.

sudah cari-cari di online http://www.elevenia.co.id/ctg-voucher-fisik berapa kira-kira aku harus mengeluarkan uang untuk jalan-jalan ke Jepang. Pilihan aku jatuh ke Elevenia  karena memberikan potongan harga dan kemudahan dalam pembayaran.

Aku pernah membaca dari tweet seseorang –aku lupa tepatnya siapa dia— keinginan membahagiakan ibu akan diberikan kemudahan yang sangat tidak disangka-sangka. Saat aku membaca tweet dia, dia sudah mengajak keluarganya keliling 3 negara dan membayar lunas semua hutang-hutang keluarganya.

Dari kicauan itu membuat aku semakin semangat untuk mewujudkan impianku. Demi senyum ibu yang sangat lepas. Demi ketenangan hati beliau. Aku tak ingin lagi melihat ibu resah dalam tidurnya.

Suatu saat dengan berani akan aku katakan “Ibu tidak usah bekerja lagi. Semua akan aku tanggung. Yuk ah bu bikin paspor, kita jalan-jalan nikmati hidup.” Selalu sehat ibu, sampai aku bisa mewujudkan mimpiku. Jangan pernah lepaskan genggaman tanganmu padaku bu.

Sunday, April 9, 2017

Wednesday, April 5, 2017