Thursday, August 31, 2017

Bisnisku Frozen Food, Frozen Kuro.

August 31, 2017 3
Haii...kembali lagi keseruaan cerita aku yang akan tetap sama tentang curhatan. Kali ini curhatanku di persembahkan dari arisan link yang bertemakan “Bisnis Rumahan”. Tema ini disepakati oleh dua teman yaitu mbak Wahyu Widya dan Bunsal.
Frozen Kuro

“Bisnis Rumahan” seperti tema, aku pun mempunyai mimpi memiliki bisnis yang bisa di kerjakan di rumah. Saat ini aku sedang menekuni bisnis Frozen Kuro. Bisnis ini sudah akumulai dari 2014. Tapi, ya karena ada ini itu akhirnya bisnis baru aku mulai kembali pada tahun 2015 akhir Desember.

Kata orang “Memulai lebih susah dari pada mempertahankan.” Kalo kata aku sih “Memulai lebih mudah dari mempertahankan,”. Ya, seperti yang aku bilang sebelumnya kalo aku memulai bisnis ini dari 2014. Awal bisnis aku mulai menjual Mie Telur gulung, Martabak, dan resoles. Semua aku awali dari sekolah adekku.

BANGKIT. 

Aku bersyukur mempunyai adik yang tidak pemalu atau lebih tepatnya sih gak gengsian. Saat aku memutuskan untuk memulai dunia jual menjual pada saat itu aku terpuruk dengan ekonomi keluarga. Ya, saat itu ekonomi keluarga aku sangat minus. Bisa makan yang layak adalah hal yang mewah bagi aku.
Frozen Kuro
Pameran di DP Mall

Mungkin kalo aku cerita ini kalian tidak akan percaya hahhahah....aku yakin kalian akan bilang “Apa, seorang Tina bisa kelaparan.” Yah tapi itulah yang terjadi padaku. Orang-orang yang pernah berinteraksi denganku di bangku SMP, SMA, dan Kuliah sampai saat ini hanya melihat aku di masa laluku.

Masa lalu tanpa melihat suatu proses. Em, mengeluh itu juga percumakan. Makanya aku memilih bangkit dari pada harus terpuruk dengan semua yang sudah terjadi. Orangtua ku tak pernah mengajarkan aku menjadi wanita yang mudah putus asa. Mereka mengajarkan aku menjadi wanita yang kuat tanpa harus mengemis belas kasihan pada orang lain.

 BELAJAR MEMASAK.

Pengalaman mengajarkanku banyak hal. Sangat banyak hingga menjadikan aku wanita yang seperti ini. Aku masih ingat ada yang bertanya padaku “Kamu tidak malu berjualan seperti ini?” awalnya aku memikirkan kata-kata ini. Kalo dibilang aku tidak malu, tentu saja aku awalnya sangat malu.

Aku dibesarkan dari keluarga yang bisa dikatan berada. Tapi, tiba-tiba waktu mengubahnya dengan sangat cantik sampai aku terlena dan terjatuh olehnya dan bangkit juga olehnya. Tidak ada hal yang aku pelajari dengan instan. Apa lagi harus mengubah gaya hidup aku 180 derajat langsung.
frozen kuro

Di awal aku sangat malu harus jualan gorengan. Bayangin aja seorang yang biasanya apa-apa minta orangtua tiba-tiba harus memutar otak untuk mencari cara menghasilkan receh agar bisa makan untuk hari itu.

Tantangan awal aku saat jualan bukan masalah laku atau tidak. Tantangan di awal aku adalah aku tidak bisa memasak. Jadi saat aku memutuskan untuk berjualan saat itu juga aku tak berfikir kalo aku bisa masak apa gak. Di sinilah jenis kelamin aku dipertanyakan. Mana kencur, mana lengkuas aku tak tahu. Yang aku tahu hanya garam dan gula. Udah itu saja.


Mulai saat itu aku mulai belajar membedakan bumbu dapur dan belajar memasak pada tetangga yang berjualan makanan. Masih sangat aku ingat, saat aku bekerja sambil belajar memasak pada saat itu gaji aku hanya Rp 10.000,- kerja dari pukul 01:00 – 07:00. Dalam 1 bulan hanya mendapatkan Rp 300.000,- itu 4 tahun yang lalu. Apa itu cukup untuk hidupku? Tentu saja tidak. Paling tidak aku bisa belajar memasak dari itu.

BESARKAN BISNIS. 

Dari lika-liku itulah aku mulai belajar bagaimana caranya jualan menjadi bisnis, bukan hanya jualan rumahan yang akhirnya berjalan ditempat sebagai jualan pinggiran. Aku coba belajar bisnis dan berteman dengan orang-orang yang sudah berhasil membesarkan bisnis mereka.

Dari hasil belajar sana-sini akhirnya aku memiliki brand Frozen Kuro, logo, dan saat ini sedang mengejar PIRT. Bisnis aku belum bisa dikatakan stabil. Tapi, paling tidak aku sudah memiliki pondasi yang kokoh untuk bisa membesarkan bisnisku.

Frozen Kuro harus besar. Dengan besarnya bisnisku aku bisa membantu orang-orang disekalilingku yang membutuhkan kail untuk bertahan hidup. Bila bisnis ini besar aku tak perlu risau dimana aku akan tinggal dengan suamiku kelak. Karena bisnis sudah bisa dimonitori dari jauh.