Ngobrol Bareng Blogger Semarang Bersama Sakuku BCA
Table of Contents
Rabu (31/8) blogger Semarang mengadakan acara “Ngobrol
Bareng Semarang di Nesstcology”. Saat menuju kesana agak ribet sedikit secara
belum tahu tempatnya. Dari jalan yang nanjak, macet karena bebarengan dengan
jam pulang kerja, dan ditambah lagi kesasar. Lengkap sudah acara cari jalannya.
Dari pada muter-muter gak jelas akhirnya dikeluarkan jurus
terakhir yang paling jitu. Google maps. Mbah googlepun mengarahkan aku dan
temanku ke jalan yang benar. Sesampainya di sana rasa bete kita langsung menguap.
Disuguhi pemandangan dari dataran atas gimana bisa kita memper
tahankan rasa bete. Setelah parkir motor langsung deh kita selfie. Dengan pemandangan
yang indah dan gaya bangunan antara classic, minimalis, dan girly yang dicampur
jadi satu. Membuat mata semakin termanjakan.
Saat memasuki pintu utama, samping kanan-kiri dinding
terpasang bingkai-bingkai foto yang makin membuat kita ingin jepret terus. Cafe
ini ada dua lantai, acara di adakan di lantai dua. Viewnya sungguh bagus di lantai dua, bisa
melihat pemandangan kota Semarang bawah. Selain view yang menajubkan para
blogger di sediakan phothobooth. Jiwa narsis langsung kepanggil hehehe.
Setelah puas foto-foto dan cipika-cipiki kesesama blogger
akhirnya master of ceremonies (MC)
membuka acara Ngobrol Bareng Blogger Semarang. Obrolan yang diangkat adalah
food enthusiast. Dimana orang yang doyan makan akan dibayar bukan malah
membayar makanan. Bagi orang yang doyan makan seperti aku ini bila melihat ada
makanan baru yang berseliweran di akun sosial media manapun, pasti membuat air
liur ini menetes. Kalo hanya menetes saja sih tidak masalah, sayangnya selain
air liur yang menetes masih diikuti perut yang keroncongan. Perut keroncongan
berbanding lurus dengan kantong menjerit saat uang dikeluarkan.
Guest star Nuno Orange yang doyan makan tapi kantong selalu
tebal ini, memberikan tips bagaimana caranya makan enak terus tanpa takut
membengkaknya pengeluaran: badan yang jadi bengkak. Caranya adalah dengan
menjadi food enthusiast. Menjadi food enthusiastpun bukan berarti asal jepret
foto lalu memberikan kritik yang ngawur.
Bila ingin menjadikan food enthusiast sebagai pekerjaan kita
harus mulai belajar tentang hal-hal teknik dalam makanan. Mulai bersahabat
dengan bumbu-bumbu dapur. Jangan sampailah ya membedakan jahe sama kunyit aja
gak tahu. Kata Nuno “Bila kita tidak tahu apa saja bahan yang ada dalam
kandungan makanan itu, kita bisa bertanya pada kokinya. Jangan takut bertanya
ya, karena itu adalah salah satu cara biar kita objektif dan jujur. Bila kita
di undang dalam acara menyicipi makanan. Ternyata taste menurut kita kurang,
jangan langsung ditulis di sosial media tapi bilang kepada chef atau pemilik
restoran. Biasanya mereka akan lebih menghargai, karena mereka butuh masukan
dari kita-kita yang doyan makan”.
Kalo kita tidak tahu apa saja bahan yang terkandung di
dalamnya makanan seharga Rp 70.000 akan kita katakan mahal. Saat kita tahu apa
saja sih bahan-bahan yang di pakai untuk menciptakan rasa selesat itu, baru deh
bisa menilai makan itu patut dipertahankan atau dilepas (mantan kali)
Bukan hanya mengkritik saja yang dilakukan food enthusiast. Foto
juga adalah nilai plus. Bayangin aja deh kita udah bilang itu makan enaknya
selangit tapi gambar yang diperlihatkan tidak menarik mata. Apa ada orang yang
percaya review kita? Mulailah memotret
makannan apapun un tuk belajar.
“Untuk mendapatkan gambar yang bagus tidak Cuma sekali atau
dua kali memotretnya. Seringnya pas mendapatkan foto bagus makanan panas jadi
dingin. Kalo di Jakarta ada yang bawa tangga lipat kecil. Jadi pas mau memfoto
dari atas akan keliatan bagus”. Jelas Nuno disaat sela-sela tanya jawab.
Ada pertanyaan peserta yang menyenangkan. Bagaimana caranya
kita para food enthusiast bisa diundang untuk mereview tempat makan baru. Jawabanya
adalah kita harus buktikan kalo hasil review kita bisa berbanding lurus dengan
apa yang dikeluarkan oleh para endorse, dan kita harus memperluas networking ke komunitas icip-icip.
Bila review kita mengena di hati teman-teman kita, pasti deh
kita akan diminta menemani mereka kesana. Tadinya saat mereview belum ada menu
baru, pas kesana ada menu baru. Mau gak mau harus mencoba makanan itu. Sialnya tidak
membawa uang lagi. Mau pakai kartu ATM eh kartunya di dompet satunya:cewek
pasti punya dompet lebih dari dua. Kalang kabut? Tenang sekang BCA ada Sakuku
BCA.
Mr. Laurent menjelaskan sekilas apa itu Sakuku BCA. Sakuku
BCA adalah alat transaksi pembayaran melalui online. Jadi kita tinggal buka
aplikasi lalu masukan nominal yang harus kita bayar. Nah gimana kalo jajan
rame-rame lalu ada yang bilang “Kamu dulu deh yang bayar, nanti aku ganti”. Manfaatin aja Sakuku plus split bill, gunanya
untuk membagi pengeluaran biaya siapa aja. jadi teman gak ada alasan lagi saat
ditagih bilang gak ada uang atau lupa. Bukan masalah pelit tapi kalo tiap hari
kayak gitu kan sakit.
Jangan samapi habis makan kita menyesal ya. Makan gendut gak
makan lemes. Udah deh yang penting makan, besok diet. Besok kalo gak lupa diet.
kalo gitu, nggak takut lagi ketinggalan dompet dong