Putih Abu-abu
Table of Contents
Sekitar
10 tahun yang lalu (ketahuan kalo tua deh) saat aku masih memakai baju seragam
putih abu-abu. Masa dimana kenakalan adalah hal yang wajar. Menentang guru dan
akhirnya tidak boleh mengikuti pelajarannya selama beberapa hari adalah hal
yang di anggap keren.
Gambar di ambil dari google |
Membolos
pelajaran lalu pergi kekantin, memakai rok diatas lutut dan akhirnya harus rela
memakai rok yak berkibar dan panjang-dulu rok panjang belum jadi gaya. Pemeriksaan
atribut yang tidak lengkap ujung-ujungnya harus lari mengelilingi lapangan dan
sering kali curi-curi pandang pada senior yang tampan >_<
Putih
abu-abu memang menyenangkan. Orang bilang itu adalah masa emas bagi remaja. Masa
dimana banyaknya kejahilan yang akhirnya
akan menjadi kenangan manis. Setiap
membayangkan masa-masa itu sadar tidak sadar tiba-tiba dua titik sudut bibir
kita akan tertarik ketas J
Di
sekolahku yang dulu ada mading dekat dengan lab kimia. Aku tidak tahu pasti apa
isi mading itu, jujur aja dulu aku waktu SMA tidak begitu suka membaca tulisan
di mading. Jangan tanya kenapa memang aku tidak pernah tertarik. Buat aku dulu
mading itu hanya isinya tentang exstrakulikuler didalam sekolah dan itu buat
aku bosan.
“Minggu
ini cerita cintaku bagus, aku bakal nembak dia.” Kata temanku yang didepan
bangkuku. Aku pikir tiba-tiba teman aku ini bisa meramal gak tahunya mulai hari
itu mading ada ulasan tentang ramalan bintang setiap minggu.
Sejak
ada ramalan bintang aku selalu aktif membaca majalah dinding. Bukan karena soal
asmara tapi lebih pada urusan keuangan. Aku paling suka kalo ramalan bintang
itu menuliskan “Minggu ini uang jajan kamu akan ada tambahan tanpa di
sangka-sangka.” Tapi paling jengkel kalo saat ramalan itu bilang “Minggu ini
keuanganmu sama.”
Bila
ramalan binta itu mengatakan baik tentang keuanganku aku rajin bantu orangtuaku
berberes rumah atau apapun yang bisa aku bantu tapi saat ramalan itu mengatakan
jelek aku langsung ogah-ogahan di rumah. Padahal kalo dipikir-pikir lagi, ya
iyalah keuangan bagus kan kita udah buat hati orangtua senang makanya merekapun
senang aja ngasih uang tambahan jajan.
Jadi
kesanku pada majalah dinding waktu SMA adalah pembodohan yang membuat orang
bodoh makin pintar >,<